PENTING!!!!

artikel-artikel yang diletakkan disini merupakan artikel yang dikumpul untuk rujukan bersama...

Friday, October 29, 2010

MENJADI PERIBADI YANG RENDAH HATI DAN DISENANGI

Sahabat Hikmah…

Ada seorang sahabat yang menemui seorang pemimpin yang alim, kaya dan sholeh.

Dia orang yang sangat sopan, terkenal menghargai setiap orang dan mempunyai pribadi yang sangat menyenangkan.

Ketika ditanya oleh sahabat tersebut apa TIPS agar dia mempunyai pribadi yang MENYENANGKAN, RENDAH HATI dan DISENANGI banyak orang, pemimpin yang sholeh itu menjawab:

” Saudara , saya SELALU mengHARGAI SETIAP ORANG, siapapun dia, dan saya SELALU mengHARGAi setiap KESEMPATAN”

"Jika saya berjumpa dengan ANAK-ANAK, saya menganggap anak-kanak itu LEBIH MULIA daripada saya, karena anak-kanak ini BELUM BANYAK melakukan DOSA daripada saya.”

” Apabila saya bertemu dengan ORANG TUA, saya menganggap dia LEBIH MULIA daripada saya karena dia sudah LEBIH LAMA berIBADAH."

”Jika saya berjumpa dengan ORANG ALIM, saya menganggap dia LEBIH MULIA daripada saya karena BANYAK ILMU yang telah mereka pelajari dan ketahui."

"Apabila saya berjumpa dengan RAKYATku, saya menganggap dia LEBIH MULIA daripada saya karena dia tidak akan DIMINTA PERTANGGUNG JAWABAN seberat saya, dan mungkin di mata Allah dia LEBIH MULIA karena lebih berTAKWA."

”Apabila saya melihat ORANG JAHIL (BODOH), saya menganggap mereka LEBIH MULIA daripada saya karena mereka membuat DOSA dalam keJAHILan, sedangkan saya membuat DOSA dalam keadaan MENGETAHUI."

”Jika saya melihat ORANG JAHAT, saya TIDAK menganggap kita LEBIH MULIA karena mungkin satu hari nanti dia akan INSAF dan BERTAUBAT atas kesalahannya sehingga dia DICINTAI oleh Allah."

”Apabila saya bertemu dengan ORANG KAFIR, saya mengatkan didalam hati bahwa mungkin pada suatu hari nanti mereka akan DIBERI HIDAYAH oleh Allah dan akan memeluk Islam, maka segala dosa mereka akan DIAMPUNI oleh Allah.”

Dan...

Karena sesungguhnya kita TIDAK TAHU apakah AKHIR HIDUP kita lebih LEBIH MULIA atau LEBIH HINA dari mereka.

Karena sesungguhnya kita TIDAK TAHU apakah kita akan mendapat AMPUNAN dan RAHMAT dari Allah sehingga nantinya menjadi penghuni SURGA, atau sebaliknya kita pada akhirnya TERPEROSOK dalam DOSA di AKHIR HIDUP kita sehingga akhirnya masuk ke dalam NERAKA dan mereka SEBALIKNYA.

Karena KEMULIAAN yang sesungguhnya adalah bila dia selamat dari NERAKA dan dimasukkan oleh Allah ke dalam SURGA.

Karena KEHIDUPAN DUNIA adalah FATAMORGANA yang MENIPU, dan hanya Allah yang mengetaui KEMULIAAN seseorang."

Dan karena sesungguhnya Rasulullah shalallaahu ’alaihi wa sallam telah bersabda (dari Abu Abdurahman Abdullah ibn Mas'ud ra) :

Sesungguhnya seseorang di antara kamu dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari berupa air mani. Kemudian 40 hari menjadi segumpal darah, kemudian 40 menjadi sepotong daging.

Kemudian diutuslah seorang Malaikat untuk MENIUPKAN ROH kepadanya dan diperintah dengan 4 (macam) perintah, yaitu meNULISkan REZEKInya, AJALnya, AMALnya, dan CELAKAnya atau BAHAGIAnya.

Demi Dzat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya seseorang diantara kamu melakukan AMAL AHLI SURGA hingga tiada jarak antara dirinya dengan SURGA, melainkan hanya SEJENGKAL saja, Lalu dia didahului oleh CATATAN TAKDIRnya dan beramal dengan AMAL AHLI NERAKA, maka masuklah dia ke NERAKA.

Dan (ada pula) seseorang diantara kamu melakukan AMAL AHLI NERAKA hingga tiada jarak antara dirinya dengan NERAKA, melainkan hanya SEJENGKAL saja, Lalu dia didahului oleh CATATAN TAKDIRnya dan beramal dengan AMAL AHLI SURGA, maka masuklah dia ke SURGA” (HR. Bukhari, Muslim)

Akhirnya dengan mengangguk-angguk sahabat tadi berkata : "Subahnallah dengan HIKMAH ini semoga Engkau akan selalu MEMULIAKAN orang lain dan MEMULIAKAN KESEMPATAN , sehingga akan DIMULIAKAN oleh Allah subhanahu wa ta'la"

Pemimpin tersebut menjawab : "Amin yaa Rabbal 'aalamiin"

Wallahu a'lam bish showab

Semoga dapat mengambil HIKMAH dan mengamalkannya

SIAPA DIA YANG ZALIM

"Raja adil raja disembah, raja zalim raja disanggah!" Demikian bunyi ungkapan yang dapat didengar dalam sesetengah bangsawan atau drama Melayu. Raja yang zalim itu diertikan sebagai seorang yang tidak berperikemanusiaan, tidak adil, aniaya, bengis atau kejam. Namun, dalam perbendaharaan kata Allah perkataan zalim mempunyai pengertian yang lebih luas kerana termasuk segala sikap dan perbuatan yang melanggar sunnah atau peraturan-Nya.

Sebagai contoh, orang-orang yang dikatakan Allah sebagai zalim adalah mereka yang:

  • berpaling daripada ayat-ayat Allah - 6:157
  • berpaling setelah diingatkan dengan ayat-ayat Allah - 18:57, 32:22
  • makan harta anak yatim - 4:10
  • makan harta sesama sendiri dengan cara palsu - 4:29-30
  • membalas ke atas kejahatan yang tidak serupa dengannya - 42:40
  • membangkitkan pertikaian antara manusia - 9:47
  • memberi kesaksian yang tidak benar - 5:107
  • memerangi orang-orang yang agamanya agama Allah (yang berpandukan al-Qur'an) - 2:193
  • mencabuli had-had (hudud) Allah - 2:229
  • mendustakan ayat-ayat Allah - 6:21, 6:157, 7:37, 10:17, 29:68, 39:32
  • mengada-adakan dusta terhadap Allah - 3:94, 6:21, 6:93, 10:17, 11:18, 18:15, 29:68- atau berdusta terhadap Allah - 39:32
  • mengejek kaum lain ... perempuan-perempuan memperolok-olokkan perempuan-perempuan lain ... mencari kesilapan sesama sendiri ... menghina satu sama lain dengan nama-nama gelaran - 49:11
  • mengikuti keinginan orang-orang yang diberi al-Kitab setelah pengetahuan datang kepada mereka - 2:145
  • mengusir orang-orang yang menyeru (hanya) Pemelihara mereka - 6:52
  • mensyariatkan sebagai agama - 42:21
  • menukar ucapan yang bukan dikatakan kepada mereka - 2:59, 7:162
  • menyangkal ayat-ayat Allah - 6:33, 29:49
  • menyembunyikan kesaksian yang diterima daripada Allah - 2:140
  • tidak memanfaatkan ajaran al-Qur'an - 17:82
  • tidak menghakimkan menurut apa yang Allah turunkan - 5:45
  • tidak percaya al-Qur'an - 18:29,34:31
  • tidak percaya (nafkah) - 2:254, 2:270 (dan nazar)
    Senarai orang-orang yang disifatkan zalim dipanjangkan lagi dengan mereka yang:
  • berkata, "Aku tuhan, selain daripada Dia" - 21:29 (mungkin ditujukan juga kepada orang-orang yang bertindak seperti Tuhan)
  • berpaling daripada berperang di jalan Allah - 2:246
  • homoseksual - 29:31
  • membunuh orang - 4:29-30
  • mendustakan apa yang mereka tidak mengetahui pengetahuannya - 10:39
  • mengaku dapat wahyu serta mampu menurunkan yang serupa dengan Allah turunkan - 6:93
  • mengambil bapa-bapa dan saudara-saudara untuk menjadi wali-wali (sahabat-sahabat) yang lebih menyukai ketidakpercayaan daripada keimanan - 9:23
  • mengambil rakan-rakan, selain daripada Allah, dengan mencintainya sebagaimana Allah dicintai ... untuk kekuatan - 2:165
  • menghalangi masjid-masjid Allah supaya nama-Nya tidak disebut di dalamnya, dan berusaha untuk meruntuhkannya - 2:114 (di dalam masjid hanya nama Allah disebut - 72:18)
  • menjadikan orang-orang yang memerangi mereka dalam agama, dan mengusir mereka daripada tempat tinggal mereka, dan menyokong dalam pengusiran mereka sebagai sahabat-sahabat - 60:9
  • menyekutukan Allah dengan apa yang Dia tidak menurunkan kuasa - 3:151, 5:72 (contoh, dengan menggubal hukum agama)
  • menyembah selain daripada Allah - 22:71 (contoh, menyembah orang alim)
  • menyeru orang yang tanpa Kitab Allah - 35:40
  • menyeru selain daripada Allah - 10:106
    Selain atas kemahuan diri sendiri, manusia juga boleh menjadi zalim kerana menuruti seruan syaitan. Syaitan adalah daripada jenis jin dan manusia (6:112). Orang-orang yang menjadi mangsa syaitan adalah yang:
  • menyahuti seruannya - 14:22
  • menuruti syaitan yang mengajak supaya tidak percaya - 59:17
    Dan Iblis. Dia telah berjaya menghasut Adam dan isteri untuk mengingkari larangan Allah ke atas sepohon pokok. Lalu mereka berdua menjadi orang-orang yang zalim (2:35, 7:19). Sesungguhnya orang-orang yang mengambil Iblis dan keturunannya untuk menjadi wali-wali (sahabat-sahabat), selain daripada Allah, adalah zalim (18:50).
    Turut tergolong dalam kawah zalim ialah Firaun berserta keluarga dan tenteranya (8:54, 28:40) dan kaum Nabi Musa yang mengambil Anak Lembu sebagai sembahan sejurus selepas baginda meninggalkan mereka untuk "bertemu" dengan Allah (2:51, 2:92, 7:148).
    Tidak terlepas daripada menjadi zalim adalah segolongan manusia yang bersama para rasul, kerana mereka:
  • tidak mengambil jalan bersama rasul - 25:27
  • mendustakan rasul-rasul - 16:113, 25:37
  • tidak percaya kepada rasul-rasul mereka dan ingin mengusirnya - 14:13
    Nabi Muhammad juga turut menjadi seorang yang zalim sekiranya dia berkata seperti yang diriwayatkan Allah di dalam ayat berikut:

    "Aku (Muhammad) tidak berkata kepada kamu, 'Aku mempunyai perbendaharaan Allah'; aku tidak mengetahui yang ghaib, dan aku tidak berkata, 'Aku seorang malaikat.' Tidak juga aku berkata kepada orang-orang yang mata-mata kamu mengeji, 'Allah tidak akan memberi mereka sebarang kebaikan'; Allah sangat mengetahui apa yang di dalam diri-diri mereka. Sesungguhnya aku, jika begitu, tentulah termasuk orang-orang yang zalim." (11:31)

    Demikianlah disenaraikan sifat-sifat manusia yang dikategorikan sebagai zalim oleh Allah.

    Amalan yang zalim tidak wajar dicampuradukkan dengan iman yang sebenar. Kerana orang-orang yang mengamalnya tidak akan mendapat petunjuk yang benar.

    Firman Allah:
    "Orang-orang yang percaya, dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman; bagi merekalah keamanan, dan merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk yang benar." (6:82).

    Orang-orang yang zalim harus bertaubat. Nasihat Allah berbunyi:
    "Sesiapa bertaubat sesudah kezalimannya, dan dia membetulkan, Allah akan menerima taubatnya; sesungguhnya Allah Pengampun, Pengasih." (5:39).

    Andaikata mereka tidak bertaubat, maka ...
    "tempat menginap mereka ialah Api; buruknya tempat tinggal orang-orang yang zalim! (3:151).

    "Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang yang zalim, api, yang gejolaknya meliputi mereka; jika mereka meminta pertolongan, mereka diberi pertolongan dengan air yang seperti leburan tembaga merah, yang melecurkan muka-muka mereka - betapa buruknya minuman, dan betapa buruknya tempat istirahat!" (18:29).

    Dan mereka kekal dalam azab itu di akhirat (42:45).
  • KOMITMEN IBLIS

    Al-Quran adalah mukjizat Allah (s.w.t.) kepada kita. Ia mengandungi pelbagai peringatan dan nasihat secara terus daripada Allah (s.w.t.) dan disampaikan melalui Rasulullah (s.a.w.). Dan beberapa peringatan yang sama kerapa diulangi menandakan bahawa ia adalah sangat penting untuk kita ketahui, fahami dan bertindak.

    Antara peringatan yang Allah (s.w.t.) kerap ulangi adalah kisah ketika Allah (s.w.t.) mencipta Nabi Adam (a.s.) dan bagaimana ketika itu Iblis ingkar dengan arahan Allah (s.w.t.).

    Dek kekufuran Iblis, dia berjanji dan komited untuk terus menyesatkan Nabi Adam (a.s.) dan keturunannya (manusia). Maka, jika kita benar-benar memahami kisah ini, kita perlu memastikan bahawa diri kita benar-benar beriman dan bertakwa kerana hanya sedikit sahaja yang tidak mampu ditewaskan oleh Iblis dan tenteranya ; dan mereka adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa.

    Kebanyakan daripada kita pasti berjaya dikalahkan dengan bisikan dan tipu daya Iblis yang licik.

    Menurut Al-Quran, mereka yang berjaya adalah sangat sedikit, dan mereka yang tewas adalah sangat banyak. Sungguh menakutkan apabila neraka Jahanam lah balasan bagi mereka yang tidak berjaya. Dan mereka kekal di dalamnya, selama-lamanya.

    Marilah kita berusaha bersungguh-sungguh dalam usaha menjadi hamba Allah (s.w.t.) yang beriman dan bertakwa. Berdoa lah selalu kepada Allah (s.w.t.) agar kita tergolong dalam golongan yang sangat sedikit itu.

    Kita mahukan syurga, bukan?


    (70) (Ingatkanlah peristiwa) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menciptakan manusia, Adam dari tanah; (71) Kemudian apabila Aku sempurnakan kejadiannya, serta Aku tiupkan padanya roh dari (ciptaan-Ku) maka hendaklah kamu sujud kepadanya. (72) (Setelah selesai kejadian Adam) maka sujudlah sekalian malaikat, semuanya sekali. (73) Melainkan Iblis; dia berlaku sombong takbur (mengingkarinya) serta menjadilah dia dari golongan yang kafir. (74) Allah berfirman: Hai iblis! Apa yang menghalangmu daripada turut sujud kepada (Adam) yang Aku telah ciptakan dengan kekuasaan-Ku? Adakah engkau berlaku sombong takbur ataupun engkau dari golongan yang tertinggi? (75) Iblis menjawab: Aku lebih baik daripadanya; Engkau (wahai Tuhanku) ciptakan daku dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.

    (76) Allah berfirman: Kalau demikian, keluarlah engkau daripadanya, kerana sesungguhnya engkau adalah makhluk yang diusir. (77) Dan sesungguhnya engkau ditimpa laknatku terus menerus hingga ke hari kiamat! (78) Iblis berkata: Wahai Tuhanku! Jika demikian, berilah tempoh kepadaku hingga ke hari mereka dibangkitkan (hari kiamat). (79) Allah berfirman: Dengan permohonanmu itu, maka sesungguhnya engkau dari golongan yang diberi tempoh; (80) Hingga ke hari masa yang termaklum. (81) Iblis berkata: Demi kekuasaanmu (wahai Tuhanku), aku akan menyesatkan mereka semuanya, (82) Kecuali hamba-hambaMu di antara zuriat-zuriat Adam itu yang dibersihkan dari sebarang kederhakaan dan penyelewengan. (83) Allah berfirman: Maka Akulah Tuhan Yang Sebenar-benarnya dan hanya perkara yang benar Aku firmankan (84) Demi sesungguhnya! Aku akan memenuhi Neraka Jahanam dengan jenismu dan dengan orang-orang yang menurutmu di antara zuriat-zuriat Adam (yang derhaka) semuanya. (85)

    ~Surah Sad

    (10) Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu, lalu Kami membentuk rupa kamu, kemudian Kami berfirman kepada malaikat-malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam, lalu mereka sujud melainkan Iblis, dia tidaklah termasuk dalam golongan yang sujud. (11) Allah berfirman: Apakah penghalangnya yang menyekatmu daripada sujud ketika Aku perintahmu? Iblis menjawab: Aku lebih baik daripada Adam, Engkau (wahai Tuhan) jadikan daku dari api sedang dia Engkau jadikan dari tanah. (12) Allah berfirman: Turunlah engkau dari Syurga ini, kerana tidak patut engkau berlaku sombong di dalamnya; oleh sebab itu keluarlah, sesungguhnya engkau dari golongan yang hina.

    (13) Iblis berkata: Berilah tempoh kepadaku hingga hari mereka dibangkitkan (hari kiamat). (14) Allah berfirman: Sesungguhnya engkau dari golongan yang diberi tempoh (ke suatu masa yang tertentu). (15) Iblis berkata: Oleh kerana Engkau (wahai Tuhan) menyebabkan daku tersesat (maka) demi sesungguhnya aku akan mengambil tempat menghalangi mereka (dari menjalani) jalan-Mu yang lurus; (16) Kemudian aku datangi mereka, dari hadapan mereka serta dari belakang mereka, dan dari kanan mereka serta dari kiri mereka dan Engkau tidak akan dapati kebanyakan mereka bersyukur. (17) Allah berfirman: Keluarlah engkau dari Syurga sebagai makhluk yang terhina serta terusir. Sesungguhnya sesiapa di antara mereka yang menurutmu, tetaplah aku akan memenuhi Neraka Jahanam dengan (golongan) kamu (yang derhaka) semuanya. (18)

    ~Surah Al-A'Raf

    (60) Dan (ingatkanlah peristiwa) ketika Kami berfirman kepada malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam; maka mereka sujudlah melainkan iblis; dia berkata: Patutkah aku sujud kepada (makhluk) yang Engkau jadikan dari tanah (yang di adun)? (61) Dia berkata lagi: Khabarkanlah kepadaku, inikah orangnya yang Engkau muliakan mengatasiku? Jika Engkau beri tempoh kepadaku hingga hari kiamat, tentulah aku akan menyesatkan zuriat keturunannya, kecuali sedikit (di antaranya). (62) Allah berfirman (kepada iblis): Pergilah (lakukanlah apa yang engkau rancangkan)! Kemudian siapa yang menurutmu di antara mereka, maka sesungguhnya Neraka Jahanamlah balasan kamu semua, sebagai balasan yang cukup.

    (63) Dan desak serta pujuklah sesiapa yang engkau dapat memujuknya dengan suaramu; dan kerahlah penyokong-penyokongmu yang berkuda serta yang berjalan kaki untuk mengalahkan mereka dan turut campurlah dengan mereka dalam menguruskan harta-benda dan anak-anak (mereka) dan janjikanlah mereka (dengan janji-janjimu). Padahal tidak ada yang dijanjikan oleh Syaitan itu melainkan tipu daya semata-mata. (64) Sesungguhnya hamba-hamba-Ku (yang beriman dengan ikhlas), tiadalah engkau (hai iblis) mempunyai sebarang kuasa terhadap mereka (untuk menyesatkannya); cukuplah Tuhanmu (wahai Muhammad) menjadi Pelindung (bagi mereka). (65)

    ~Surah Al-Isra'

    Dan (ingatkanlah peristiwa) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menciptakan manusia dari tanah liat yang kering, yang berasal dari tanah kental yang berubah warna dan baunya. (28) Kemudian apabila Aku sempurnakan kejadiannya, serta Aku tiupkan padanya roh dari (ciptaan-Ku) maka hendaklah kamu sujud kepadanya. (29) (Setelah selesai kejadian Adam) maka sujudlah sekalian malaikat, semuanya sekali, (30) Melainkan Iblis; dia enggan turut bersama mereka yang sujud. (31) Allah berfirman: Hai Iblis! Apa sebabnya engkau tidak turut bersama mereka yang sujud itu?. (32) Iblis menjawab: Aku tidak patut sujud kepada manusia yang Engkau jadikan dia dari tanah liat yang kering, yang berasal dari tanah kental yang berubah warna dan baunya.

    (33) Allah berfirman: Kalau demikian, keluarlah engkau daripadanya, kerana sesungguhnya engkau dari sekarang ke masa depan adalah (satu makhluk yang) diusir. (34) Dan sesungguhnya engkau ditimpa laknat terus-menerus hingga ke hari kiamat. (35) Iblis berkata: Wahai Tuhanku! Jika demikian, berilah tempoh kepadaku hingga ke hari mereka dibangitkan (hari kiamat). (36) Allah berfirman: Dengan permohonanmu itu, maka sesungguhnya engkau dari golongan yang diberi tempoh. (37) Hingga ke hari (masa) yang termaklum.

    (38) Iblis berkata: Wahai Tuhanku! Kerana Engkau telah menjadikan daku sesat, (maka) demi sesungguhnya aku akan memperelokkan segala jenis maksiat kepada Adam dan zuriatnya di dunia ini dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, (39) Kecuali di antara zuriat-zuriat Adam itu hamba-hambaMu yang dibersihkan dari sebarang syirik. (40) Allah berfirman: Inilah satu jalan yang lurus, yang tetap Aku memeliharanya. (41) Sesungguhnya hamba-hambaKu, tidaklah ada bagimu sebarang kuasa untuk menyesatkan mereka, kecuali sesiapa yang menurutmu dari orang-orang yang sesat (dengan pilihannya sendiri). (42) Dan sesungguhnya Neraka Jahanam itu, tempat yang dijanjikan bagi sekalian mereka (yang menurutmu). (43)

    ~Surah Al-Hijr


    Artikel iluvislam.com

    MENGHINA ISLAM ATAS NAMA ISLAM


    re-post frm:- SaifulIslam

    Penyebaran fesyen jahiliah atas nama Islam di pentas Islamic Fashion Festival (IFF)

    Bagaimanakah tatacara melabel sesuatu sebagai Islamik (HALAL)?

    Apakah ada garis ukurnya, atau bergantung kepada intepretasi bebas masing-masing?

    Ketika masyarakat berdepan dengan pelbagai ancaman ajaran sesat yang lazimnya berpaksikan sesuatu yang ritual, mistik dan terpencil daripada kehidupan massa, kita juga sedang mendepani kekeliruan-kekeliruan yang berada di dalam arus perdana. Sesuatu yang jarang dilihat sebagai ‘ajaran sesat’, tetapi cukup banyak memesongkan manusia daripada landasan hidayah.

    Itulah BUSANA MUSLIMAH.

    LANDSKAP 1990′AN

    “Mak Fatih di Turki, purdahnya bukan sehelai kain tambahan yang menutup muka. Tetapi tudung yang dipakai, digenggam dengan tangan di bahagian hidung. Semua perempuan pakai seluar besar,” saya berbual dengan ibu tentang cara berpakaian wanita Anatolia yang saya lihat.

    “Nak kenal mahasiswi Turki senang sahaja. Ramai di kalangan mereka suka memakai tudung dengan sanggul tinggi,” saya bersembang dengan rakan-rakan di Jordan.

    “Bukan sanggul tinggi itu, bonggol unta yang Nabi sallallaahu ‘alayhi wa sallam laknat dalam hadith tu ke?” tanya rakan saya.

    “Betul dah tu. Tak apa, kita buang sanggul tu, kita ambil tudungnya sahaja. Buat hadiah. Bukan senang nak dapat tudung sutera Turki di Malaysia” saya menokok perbincangan.

    Kelana saya ke pelbagai negara umat Islam di era 90′an, memperkenalkan saya kepada pelbagai bentuk pakaian yang disesuaikan dengan budaya, persekitaran dan keperluan, namun masih mengekalkan prinsip-prinsip asas berpakaian menurut Islam. Pelbagai bentuk seluar, abaya, tudung, malah pelbagai bentuk niqab, kesemuanya membentuk satu kesediaan pada diri saya untuk lebih dinamik dalam mendefinisikan apa itu fesyen dan seluas manakah ruang yang disediakan oleh Islam untuk ia berkembang.

    Ketika itu, segala-galanya masih asing daripada masyarakat kita.

    Baju kurung, masih kekal dengan potongan baju kurung yang biasa.

    Tudung juga tidak banyak jenis.

    Malah berpurdah masih asing dan pantas dikaitkan dengan Jemaah al-Arqam.

    Saya juga boleh rancak bercerita tentang pengalaman saya di negara Arab kerana jarang-jarang sekali muka Arab ditemui di jalanan ibu kota negara. Malah Malaysia hampir-hampir tidak termasuk di dalam destinasi pelancongan warga negara Arab yang ketika itu masih berkiblatkan Eropah untuk percutian mereka.

    LANDSKAP SEMASA

    Hari ini, komunikasi, teknologi maklumat dan mobilisasi manusia mengalami perubahan yang besar. Globalisasi menghimpunkan manusia yang pelbagai di sebuah perkampungan antarabangsa. Masyarakat kita semakin terdedah dengan pelbagai bentuk budaya dan ekspresi diri termasuklah fesyen. Pelbagai idea datang untuk mengembangkan cara berpakaian kita, khususnya untuk wanita Muslimah.

    Industri fesyen semasa berkembang maju. Ia sesuatu yang boleh dihargai pada sudut-sudut positifnya.

    Baguslah begitu.

    Dahulu kala, wanita yang berhijrah itu mendefinisikan HIJRAH bukan sekadar pada memakai tudung, tetapi terus kepada mengubah keseluruhan penampilan diri dan gaya hidup. Imej perubahan diri Hajjah Wan Chik Daud, Siti Fairuz, Rahimah Rahim juga Noorkumalasari, memperlihatkan hijrah itu benar-benar suatu hijrah.

    Namun kini, dengan perkembangan fesyen yang begitu dinamik, HIJRAH boleh berlaku dalam format yang lebih mudah. Ia tidak menjadi satu revolusi ke atas diri, namun sekadar mengenakan tudung atau meletakkan sesuatu di atas kepala yang dianggap sebagai simbol perubahan diri. Semakin lama, ia semakin berkembang. Malah perkembangan fesyen alternatif ini sudah sampai kepada berjaya menganjurkan pertunjukan fesyen di peringkat nasional, serantau dan antarabangsa.

    Antaranya adalah Fashion Show Busana Muslim 2010 di MIDF HALL, di ibu kota Kuala Lumpur tidak lama dulu.

    Versi DUBAI!

    PENTAKRIFAN

    “…Dan janganlah kamu mendedahkan diri seperti yang dilakukan oleh orang-orang Jahiliyah zaman dahulu…” [al-Ahzaab 33: 33]

    Sejauh manakah pakaian itu boleh diterima sebagai Busana Muslimah?

    Bagaimana dengan batas-batas Aurat?

    Bagaimana dengan sifat bersederhana dan MALU yang menjadi tunjang ekspresi diri pada berpakaian itu?

    Perkembangan semasa, memperlihatkan, apa yang dilabelkan sebagai Busana Muslimah itu, bukan lagi sekadar Tabarruj Jahiliah malah sudah menjadi al-Kaasiaat al-‘Aariyaat seperti yang diungkapkan oleh Nabi sallallaahu ‘alayhi wa sallam yang bermaksud SEPARUH TELANJANG, atau BERPAKAIAN TAPI BERTELANJANG.

    Daripada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah sallallaahu ‘alayhi wa sallam telah bersabda, “Dua kelompok daripada penghuni Neraka yang aku tidak pernah melihatnya (semasa hidupku): Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor lembu dan mereka melibas-libas orang dengannya. Yang kedua adalah wanita yang akan telanjang walaupun mereka sedang berpakaian, perempuan ini berjalan sambil berlenggang lenggok dan sanggol rambutnya seumpama bonggol unta. Dan perempuan yang sebegini keadaannya tidak akan mencium bau syurga. Ketahuilah bau syurga sudah boleh diciumi dari jarak begini dan begini. “[Hadith riwayat Muslim]

    Fesyen yang membiarkan leher keluar, telinga keluar, dada terdedah, jenis kain lembut yang rapat membalut tubuh dengan bentuk yang menonjol, semua itu diterima sebagai sebahagian daripada kriteria BUSANA MUSLIMAH. Malah tahun 2010 menyaksikan berleluasanya pemakaian tudung dengan bonggol yang sangat menonjol di bahagian atas kepala, sama ada oleh rambut sendiri yang panjang, atau dengan sanggul palsu yang dijual di kedai HIJAB?

    Sekadar meletakkan sesuatu di atas kepala, atau melabuhkan top hingga ke bawah ala-ala jubah atau abaya, jadilah ia BUSANA MUSLIMAH!

    Di manakah Islamnya?

    Pakaian ini diberikan kepada artis-artis yang mungkin di hatinya memang mahu membuat perubahan diri. Saya tidak berada di posisi untuk menilai niat di hati sesama insan. Tetapi niat yang baik itu ditemukan dengan solusi yang sangat jauh daripada Islam. Apatah lagi, dengan status pemakainya sebagai ikon masyarakat (jika masih mahu mengikonkan artis), ia menjadi ikutan. Lalu berleluasalah segalanya.

    Tidak sampai ke suku ketiga tahun 2010, penyelewengan cara berpakaian menurut Islam semakin menjadi-jadi.

    Jika kalian yang tidak pernah bertudung, mula bertudung dengan fesyen sebegini, mungkin sukar untuk menghayati perubahannya. Namun bagi kalian yang dahulunya berpakaian secara sederhana tetapi mula memperagakan fesyen seperti ini, tanyalah secara jujur ke dalam hati, adakah kalian semakin malu di hadapan Allah atau semakin berani dan bijak mencipta justifikasi?

    Islam menyediakan ruang yang secukupnya untuk seorang wanita Muslimah dan lelaki Muslim yang belum menutup aurat untuk segera mencari kekuatan berbuat demikian. Tetapi menyambut kejayaan membuat perubahan dengan menghantar mereka ke daerah Busana Muslimah yang sangat bercanggah dengan Islam ini, ia adalah suatu kesesiaan yang mengundang penyesalan.

    KUASA BESAR DI SEBALIK TABIR

    Sedutan www.islamicfashionfestival.com.my

    Bukan hanya di Dubai seperti paparan di atas, penyebaran konsep asing ini di atas nama Islam tidak berlaku sekadar di peringkat akar umbi masyarakat malah didukung oleh sebuah badan antarabangsa yang dikenali sebagai Islamic Fashion Festival (IFF). Penganjur kepada Festival Fesyen Islam di peringkat antarabangsa ini ditubuhkan pada tahun 2006 dengan warga Malaysia menjadi tulang belakang utamanya, dengan Datin Paduka Seri Rosmah Mansor sebagai penaung utamanya.

    Gagasan ini mahu menyebarkan satu rujukan budaya dan visual yang mahu memperlihatkan bagaimana Islam boleh dimesrakan dengan dunia moden semasa serta memperbaiki imej Islam yang tercalar oleh keganasan di sana sini. Amat malang sekali apabila ijtihad sebenar ini tiada langsung memperlihatkan sebarang rujuk silang dengan agamawan, atau badan-badan agama untuk membimbing konsep rekaan fesyen yang mahu ditampilkan.

    Terkini, Islamic Fashion Festival yang berlangsung di Monte Carlo pada 9 Ogos 2010 mengulangi penampilan atas nama Islam, yang sangat jelek dan terang-terangan menghina Syariat Allah Subhanahu wa Ta’aala.

    Saya berbangga kerana IFF telah berjaya sampai sebegini jauh untuk mempromosikan busana Islam dan mendapat maklum balas daripada pelbagai latar belakang dan agama di samping memperkukuhkan industri fesyen tersebut ke peringkat lebih tinggi” ujar Datin Paduka Seri Rosmah Mansor usai berlangsungnya Festival Fesyen Islamik tersebut.

    Penyelewengan konsep ‘Busana Muslimah’ ini sesungguhnya bukan lagi kerja tukang jahit di Masjid India atau butik-butik kecil sekitar ibu kota. Islamic Fashion Festival bertindak sebagai sebuah gagasan antarabangsa yang mendapat empati dunia atas nama Islam progresif, moden dan anti keganasan.

    Ia adalah sebuah gerakan.

    “Ayah, emak, saya sudah memakai hijab seperti yang kalian suruh. Bye-bye!”

    BEBAS

    “Inilah kata-kata orang agama. Semua salah” ulasan yang muncul.

    “Semua itu hanya Male Chauvinism. Semua perbuatan orang perempuan mahu dikawalnya” tegas seorang yang lain.

    Sesungguhnya kata-kata seperti itu sangat jauh dari kalam terbitan IMAN.

    Islam memuliakan kaum lelaki dan perempuan, pada TAQWA, iaitu kualiti diri berkaitan dengan ilmu, bakat, Akhlaq, keupayaan diri dan jauh sekali daripada memperhambakan diri kepada mengejar usaha mengisi makna CANTIK yang tidak pernah berakhir itu. Sesungguhnya CANTIK itu adalah satu bentuk perhambaan wanita yang menyeronokkan (lagi menguntungkan).

    Jika demikianlah komen-komen yang timbul tatkala saranan ini datang, ketahuilah anda sememangnya bebas berpakaian sesuka hati anda dan kita tidak akan mengganggu kebebasan individu yang dibanggakan itu. Namun sebaik sahaja pakaian jelek itu kalian nisbahkan kepada Islam, kami bangkit menentangnya.

    Kami cemburu dengan agama kami.

    BUSANA MUSLIMAH yang tidak mematuhi Islam seperti itu adalah penghinaan kepada Syariat Allah.

    Dan tidaklah harus bagi orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan – apabila Allah dan Rasul-Nya menetapkan keputusan mengenai sesuatu perkara – (tidaklah harus mereka) mempunyai hak memilih ketetapan sendiri mengenai urusan mereka. Dan sesiapa yang tidak taat kepada hukum Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah sesat dengan kesesatan yang jelas nyata.[al-Ahzaab 33: 36]

    FULL STOP!



    My Fav. Site

    Sabda Rasullullah saw :

    Sampaikanlah pesanku biarpun sepotong ayat..